Selamat Datang

Mendut rafting 
Mendut Rafting merupakan perusahaan penyedia jasa pariwisata minat khusus, antara lain arung jeram, outbound, paintball, dan kegiatan luar ruangan lainnya. Berangkat dari keinginan yang kuat untuk dapat mewujudkan sebuah arena bermain dan berpetualang, berada di lingkungan candi Mendut dan tepian sungai Elo, yang nyaman dan berkesan. Mendut Rafting dengan berbagai produknya akan memberikan anda banyak pilihan dalam berwisata melepaskan kejenuhan sejenak dari rutinitas sehari-hari bersama keluarga, rekan, relasi kerja, bahkan hingga coorporate gathering.

Mendut Rafting
Program-program yang kami sajikan kami kemas dalam bentuk permainan-permainan yang menarik, unik dan menantang. Dengan didampingi Instruktur/ pemandu yang berpengalaman dan profesional akan memberikan anda nilai lebih serta rasa nyaman dalam melaksanakan kegiatan arung jeram. Dalam program arung jeram, Mendut Rafting memberikan secara Totalitas dalam pelayanan. Mengingat lokasi base camp yang strategis, berada di antara 3 sungai yang menjadi pusat kegiatan arung jeram. Sungai tersebut yakni Sungai Elo, sungai Progo Atas, Sungai Progo Hulu, serta sungai Progo Bawah. Sungai-sungai tersebut saling melengkapi dikarenakan dari level dan grade serta tingkat bahayanya. Bagi anda yang ingin mencoba dan merasakan serunya arung jeram, dari tingkat Pemula hingga Profesional kami memberikan sebuah pelayanan yang PROFESIONAL, TOTALITAS, BERKUALITAS, Mendut Rafting pusat kegiatan Arung Jeram terlengkap di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Anda ingin arung jeram atau rafting di sungai Elo dan sungai Progo Atas maupun Progo Bawah ?. Mengisi waktu liburan anda dengan arung jeram merupakan salah satu pilihan yang tepat bagi anda. bermain air, menikmati pemandangan yang masih alami, berhenti sejenak dari rutinitas anda guna merefresh kembali fikiran sebelum melanjutkan aktivitas sehari-hari.


1. Arung Jeram Sungai Elo

Arung Jeram sungai Elo MagelangArung Jeram  Sungai Elo, Kabupaten Magelang, sungai ini membujur di bagian selatan Kabupaten Magelang Jawa Tengah memang pantas dicoba. Selama kurang lebih 2,5 jam waktu pengarungan kita akan menikmati gemercik dan gemuruh jeram yang percikan airnya akan membasahi seluruh tubuh kita. Selama arung jeram anda akan dipandu oleh river guide (pemandu arung jeram) yang sudah berpengalaman dan anda juga akan dilengkapi peralatan keamanan seperti pelampung, helm, dayung dan juga river boat. baca selengkapnya..

2. Arung Jeram Progo Atas

Arung Jeram sungai Progo atas merupakan salah satu paket yang kami tawarkan kepada anda. Sungai progo Atas berada di wilayah magelang, dengan start di Perumahan Tuk Songo, 35 menit dari Camp dan finish di Tempuran, Magelang.Sungai progo Atas mempunyai panjang lintasan 9 km dengan durasi waktu 2 jam pengarungan. Sungai Progo Atas mempunyai level III+ ( AWA Scale ). Mempunyai karakter aliran yang deras akan memberikan anda sebuah tantangan untuk berpetualang mencoba sensasi berarung jeram di sungai progo atas.
Sebuah tantangan untuk anda, yang pernah mencoba arung jeram dan ingin mencoba dilevel yang lebih tinggi. Progo Atas adalah trip yang tepat untuk anda. baca selengkapnya...

3. Arung Jeram Progo Bawah

Extreme dan Menantang itulah kata yang tepat untuk memberikan label pada sungai Progo Bawah. Sungai progo bawah merupakan sungai yang mempunyai levenl tertinggi sejawa dan bali. Dengan grade V ( AWA Scale ), sungai progo bawah mempunyai level yang sama dengan sungai Colorado Amerika.Sungai Progo bawah mempunyai panjang lintasan 25 km, dengan durasi waktu pengarungan 5 jam. Bukan waktu yang sebentar untuk anda berpetualang dan menikmati serunya sungai yang mempunyai kasta tertinggi sejawa dan bali ini. Berstart di jembatan Klangon , perbatasan DIY dan Jawa Tengah. Menempuh perjalanan darat 20 menit dari camp Mendut Rafting. Dan finish di Dekso Kalibawang Yogyakarta.baca selengkapnya...
Mengapa kami? Suatu hal yang akan ada dalam benak anda. Mendut rafting merupakan perusahaan bidang jasa pariwisata,yang khusunya melayani arung jeram, outbound, paintball dan kegiatan luar ruangan lainnya. Dalam bidang arung jeram mendut rafting sudah berkecimpung dalam dunia arung jeram tahun 1995, embrio-embrio yang mulai besar dan padat akan pengalaman hingga saat ini. Mendut rafting berdiri tahun 2008, dan telah melayani ribuan klient dalam hal arung jeram dan outbound. Dengan SDM yang Handal Dan Profesional menjadikan Mendut Rafting perusahaan yang bonavit, dan semakin berkembang, dari segi pelayanan, kenyamanan, keselamatan bahkan menjadikan Mendut Rafting Pusat pembelajaran Mahasiswa Penggiat Arung jeram Se Jawa Tengah dan DIY hingga Nasional. Alasan mengapa memilih mendut rafting :
  1. Profesional
  2. Safety Fist
  3. SDM yang terlatih, bersertifikat dan Profesional.
  4. Base Camp yang strategis
  5. Perlengkapan yang berstandard International
  6. Berpetualang dan Kuliner

Jumat, 07 Maret 2014

Sejarah Arung Jeram Indonesia

Setiap orang yang sehat dapat mencoba olah raga arung jeram. Arung Jeram dapat dikategorikan sebagai olah raga petualangan, karena tidak saja mengandung unsur olahraga (sport), tetapi juga petualangan (adventure) dengan berbagai resikonya.
Apa yang mengilhami orang untuk bermain Arung Jeram? Para penggemarnya mengatakan karena olah raga ini membawa suatu pengalaman baru, sebagai obat dari kejenuhan kesibukan keseharian. Beberapa orang berpendapat bahwa Arung Jeram juga merupakan uji keberanian diri menghadapi tantangan. Dan karena Arung Jeram, untuk jenis-jenis tertentu merupakan olah raga beregu, maka dengan segenap unsurnya Arung Jeram dianggap puncak dari olah raga beregu. Ketika menghadapi jeram-jeram kita biasanya akan berteriak, ini juga melepaskan ketegangan-ketegangan dalam jiwa, dan merupakan obat yang ampuh bagi berbagai stress.
Dengan mengarungi sungai, kita akan menikmati sudut yang lain dari keindahan pemandangan alam. Seperti di Sungai Alas yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser di Sumatera Barat, kita akan menyaksikan keindahan alam, juga flora dan faunanya yang berbeda bila kita jelajahi dengan jalan biasa. Juga di Citarik, yang merupakan aliran sungai dari Taman Nasional Gunung Halimun, kita juga akan menyaksikan pemandangan alam, hewan-hewan air dan burung-burung, yang sulit kita nikmati di jalur lain.
Kegiatan Arung Jeram sebenarnya telah ada sejak dahulu. Masyarakat tradisional di Kalimantan dengan kondisi alamnya yang menantang, dengan sungai-sungainya yang lebar dan sebagian berjeram, telah menjadikan kegiatan Arung Jeram sebagai bagian hidup keseharian. Dan di peradaban (yang katanya telah lebih) moderen, kegiatan Arung Jeram telah berubah menjadi kegiatan rekreasi dan olah raga petualangan.
Di negeri Paman Sam, kegiatan Arung Jeram sebagai olah raga dipelopori oleh Mayor John Wisley, seorang ilmuwan yang memimpin sebuah ekspedisi di sepanjang Sungai Colorado, pada tahun 1860-an. Perahu yang digunakanya terbuat dari kayu. Di akhir abad XIX, seorang ilmuwan bangsa Belanda memimpin ekspedisi menyusuri sungai Kapuas dan Mahakam di Kalimantan yang juga berjeram, dengan menggunakan perahu suku Dayak yang terbuat dari Kayu. Perjalanan ini menempuh waktu hampir satu tahun. Ketika Tahun 1994 rute perjalanan ini ditapaktilasi kembali, dengan perahu boat bermotor, diperlukan waktu 44 hari untuk mengarungi jalur ini.

Arung Jeram di Indonesia

Sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal tahun 1970-an dengan istilah olah raga arus deras (ORAD). Dipelopori oleh rekan-rekan pecinta alam dari Bandung dan Jakarta, olah raga ini kemudian menjadi salah satu olah raga petualangan yang paling diminati para pecinta alam. Pada tahun 1975, salah satu kelompok pencinta alam menggelar Citarum Rally .
Sekitar tahun 1975, kelompok pencinta alam mengembangkan juga olah raga ini dengan ekspedisi melintas Sungai Mahakam dan Sungai Barito, bersama dengan Frank Morgan, seorang pengacara profesional. Kelompok ini juga melaksanakan ekspedisi ke Sungai Alas.
Perahu dan peralatan yang dipakai mulai meningkat kwalitasnya, dimulai dari ban dalam, perahu LCR tentara, sampai perahu karet khusus Sungai (River Raft), juga perahu Kayak. Hal ini mendorong Arung Jeram tumbuh cukup pesat, dan menarik minat para pengarung jeram untuk mengarungi sungai-sungai di daerah yang jauh dan penuh tantangan. Sungai Mahakam, Barito, Alas , Mamberamo dan Van Der Wall, kemudian juga diarungi. Di Pulau Jawa banyak sungai yang biasa diarungi. Citarik, Cimandiri, Citatih, dan Cimanuk di Jawa Barat. Jawa Tengah meiliki sungai Progo, Serayu dan Elo yang biasa diarungi. Jawa Timur memilki sungai Ireng-ireng di lereng Gunung Semeru, yang cukup menantang. Arung Jeram terus berkembang dengan cukup pesat. Namun, seiring dengan perkembangannya beberapa kecelakaan yang merenggut nyawa juga menjadi bagian dari sejarah perkembangan arung jeram Indonesia.
Telah beberapa kali diadakan kejuaraan arung jeram oleh beberapa perkumpulan di Indonesia, tetapi belum terdapat standard baku baik tentang penyelenggaraan, peralatan maupun penilaiannya. Pada tahun 1994 diadakan Kejuaraan Nasional Arung Jeram yang agak resmi di Sungai Ayung, Ubud-Bali. Di kejuaraan ini diterapkan standard penyelenggaran internasional, baik perlengkapan, materi lomba maupun perlengkapan dan penjuriannya. Kegiatan inilah yang kemudian dianggap pemicu kebangkitan Arung Jeram di Indonesia.
Secara komersial wisata Arung Jeram diperkenalkan oleh SOBEK EXPEDITION yang kemudian membuka wisata Arung Jeram di Sungai Ayung Bali, sungai Alas di Aceh , sungai Saadan – Toraja, Sulawesi Selatan dan Citarik Jawa Barat. Saat ini sudah banyak operator wisata Arung Jeram, baik di Jawa, Bali, Sumatera Barat, Aceh dan Sulawesi Utara. Dengan berkembangnya wisata Arung Jeram ini, maka saat ini Arung Jeram telah menjadi olah raga petualangan sekaligus wisata dan rekreasi keluarga, siap menantang siapa saja yang ingin menikmati pengalaman baru, dan bukan lagi hanya kegemaran dari para petualang sejati.
Dengan banyaknya potensi sungai di Indonesia yang dapat dikembangkan sebagai sarana wisata Arung Jeram, sementara disisi lain terdapat keterbatasan sumberdaya manusia dibidang ini yang belum terjembatani. Hal ini merupakan peluang dan tantangan tersendiri bagi para penggiat Arung Jeram di indonesia, untuk meningkatkan kualitas diri di bidang Arung Jeram.
Dunia arung jeram di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang pesat pada saat ini. Banyak sekali bermunculan perkumpulan-perkumpulan arung jeram maupun dibentuknya divisi-divisi baru khusus arung jeram pada perkumpulan pencinta alam yang sudah ada. Demikian juga dengan tumbuhnya industri wisata Arung Jeram, yang memacu kegairahan berbagai kelompok masyarakat untuk ikut menikmati Arung Jeram. Tumbuhnya industri wisata arung jeram ini sayangnya tidak diimbangi dengan Standar Pelayanan dan Keselamatan Wisata Arung Jeram, karenanya seiring makin banyaknya peminat wisata, timbulnya korban juga bertambah. Kecelakaan arung jeram yang menimpa Kepala Divisi Komunikasi BPPN Raymond van Beekum lantaran tersipu air bah di sungai Cisedane, Bogor, sempat mengguncang bisnis wisata arung jeram di Jawa Barat selama lebih dari 1 (satu) tahun, karena luasnya liputan media massa. Dibentuknya Asosiasi Pengusaha Arung Jeram (IWA Indonesia White Water Association) diharapkan menjadi mitra bagi FAJI, untuk ikut membangun dunia arung jeram Indonesia yang aman dan berprestasi international.

Utamakan Selamat

Diantara olah raga petualangan seperti Mendaki Gunung (Mountaneering), Panjat Tebing (Rock Climbing), dan juga Penyelusuran Gua (Caving), Arung Jeram secara rata-rata dianggap lebih menantang, beresiko dan berbahaya. Hal ini karena Arung Jeram harus menghadapi rintangan alam yang nyata, dan kadang tidak dapat diduga dan datangnya tiba-tiba. Tetapi seorang penulis petualangan kenamaan, William Mc. Ginnes, menyatakan bahwa sebenarnya Arung Jeram tak lebih beresiko dibanding mengemudi di jalan raya. Walu begitu, pengarungan sungai haruslah disesuaikan dengan kemampuan, ketrampilan dan keadaan alam. Karenanya dalam ber-Arung Jeram keselamatan haruslah tetap menjadi pertimbangan utama.
Sungai berjeram dibagi dalam berbagai tingkat kesulitan (kelas), dari Kelas I (termudah) sampai Kelas VI (tak boleh diarungi). Seperti juga olah raga petualangan lainya Arung Jeram juga memiliki 2 macam bahaya utama ; bahaya dari diri sendiri, termasuk persiapan dan perlengkapan (Subjective Danger) dan bahaya dari alam (Objective Danger). Untuk Arung Jeram, bahaya dari alam terutama adalah sifat dari sungai itu sendiri. Demikian juga perlengkapan, kalau tidak tepat dan kurang lengkap akan menimbulkan bahaya yang nyata (Kecelakaan). Adapun untuk menghindari bahaya dari diri sendiri, seseorang harus berlatih, berlatih dan belajar, baik ketrampilan maupun ilmu-ilmu pendukungnya.

Pustaka FAJI

Baca Juga